Mengenal Lebih Dekat dengan Galeri Sampah The Griya Lombok: Wisata Edukasi yang Menarik

Apakah Anda pernah mendengar mengenai The Griya Lombok? Yaps, The Griya Lombok merupakan sebuah wisata edukasi di Lombok yang menawarkan keajaiban dalam mengelola sampah. Spesialisasi pengelolaan sampah di galeri ini adalah sampah kertas. 

Apabila dilihat secara umum, sampah-sampah kertas ini sebenarnya masih menjadi permasalahan yang cukup pelik. Masalahnya kita biasa menjumpai buku-buku, berkas-berkas kantor, hingga majalah menjadi hal-hal yang memenuhi setiap sudut pemukiman dan perkantoran. Ujung-ujungnya pun akan berakhir di pengepul sampah. 

Jika sampah-sampah kertas dengan volume besar dapat menghasilkan keuntungan, lalu bagaimana dengan yang kecil? Bagaimana nasib struk-struk belanjaan, kardus-kardus makanan dan minuman, atau tisu-tisu sisa makan? Mungkin sebenarnya sepele, namun akan menjadi masalah serius jika dibiarkan begitu saja.  

Paper Art dari The Griya Lombok, 1 Solusi untuk 2 Masalah Lingkungan Hidup

Di Kota Ampenan, pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, sampah kertas yang terkumpul akan disulap menjadi The Griya Lombok yang merupakan sebuah galeri pengelolaan sampah. Perintis The Griya Lombok adalah seorang aktivis lingkungan bernama Theo Setiaji Sutedja. 

Theo Setiaji Sutedja begitu aktif menangani permasalahan lingkungan sejak duduk di bangku kuliah. Theo merasa prihatin jika melihat hasil pembalakan liar yang tidak lain dan tidak bukan adalah hutan yang gundul. Terlebih lagi, hutan yang gundul dapat memicu terjadinya masalah-masalah lain di lingkungan hidup. 

Misalnya saja seperti banjir, tanah longsor, dan bencana lainnya. Oleh sebab itulah, lantas Theo menginisiasi sebuah upaya sebagai langkah pengurangan penebangan hutan. Langkah yang diambil Theo yakni dengan mendaur ulang produk-produk berbahan dasar kayu, seperti kertas dan semacamnya.

Potret dari Theo Setiaji Sutedja pemilik The Griya Lombok, Sumber: lombok.tribunnews.com
Potret dari Theo Setiaji Sutedja pemilik The Griya Lombok, Sumber: lombok.tribunnews.com

Awal Berdirinya The Griya Lombok

Theo mendirikan The Griya Lombok pada tahun 2004. Tujuan Theo mendirikan galeri ini adalah menjadikannya sebagai rumah inspirasi untuk pengelolaan sampah kertas. Kertas-kertas yang sudah tidak digunakan lagi lantas diolah menjadi seni kertas atau paper art. 

Dari luar, wujud fisik galeri sampah ini memang bisa dibilang tak biasa. Bangunannya berupa rumah yang unik khas galeri seni. Siapa sangka karya seni yang dipajang di galeri ini adalah olahan sampah? Apalagi sampah kertas. Maka tidak heran jika keunikan The Griya Lombok tersebut patut masuk ke dalam salah satu tujuan wisata Mataram Lombok.

Lokakarya di The Griya Lombok

Selain memajang karya seninya, Theo mengajak warga sekitar untuk memahami pengelolaan sampah kertas di galeri sampah ini. Warga mendapatkan edukasi untuk “menyulap” sampah kertas menjadi produk seni dengan daya guna dan daya jual tinggi. 

Dengan begitu, masalah sampah kertas di sekitar Kota Ampenan pun dapat diselesaikan secara kolektif. Tidak hanya itu saja, warga sekitar juga memperoleh kesempatan usaha dengan mengolah sampah kertas. Bahkan banyak warga yang mendapatkan pekerjaan setelah belajar “menyulap” kertas bersama Theo di The Griya Lombok.

Bukan hanya warga sekitar saja, Theo juga menyediakan layanan edukasi bagi pelajar. Mulai dari anak-anak usia dini (PAUD) hingga para mahasiswa. Para pelajar itu hanya diminta membawa sampah kertas seberat 5 kg. 

Kemudian mereka akan mendapatkan keterampilan mengolah sampah melalui kegiatan lokakarya/workshop. Theo pun tidak memungut biaya untuk kegiatan ini. Melainkan sampah kertas yang dibawa setiap peserta tersebut menjadi pengganti biaya pelaksanaan lokakarya di The Griya Lombok.

Hasil karya pengolahan sampah kertas oleh The Griya Lombok, Sumber: suryanipalamui.com
Hasil karya pengolahan sampah kertas oleh The Griya Lombok, Sumber: suryanipalamui.com

Cara Menyulap Sampah Kertas menjadi Paper Art

Di The Griya Lombok, Theo mendemonstrasikan proses pengolahan sampah kertas. Proses ini bisa dibilang cukup sederhana. Mula-mula, kertas-kertas itu dihancurkan dengan air. Setelah hancur, kertas-kertas itu dilebur menjadi bubur kertas. Proses tersebut dilakukan secara manual. 

Selanjutnya bubur kertas yang sudah ada akan melalui proses sedemikian rupa hingga menjadi kering, setidaknya hanya tersisa 0,2% air. Setelahnya, campurkan bubur kertas dengan lem kertas hingga kalis menyerupai adonan dodol. Proses ini memerlukan kesabaran untuk menghasilkan butiran bubur. 

Kuat tidaknya adonan, nantinya akan ditentukan oleh konsistensi adonan bubur. Jika butiran bubur halus, maka kualitasnya akan semakin baik. Selanjutnya, adonan dibentuk sesuai dengan keinginan. Sehingga menghasilkan produk-produk seni kriya yang menakjubkan. Mulai dari asbak, tempat pensil, hingga berbagai jenis furniture. 

Proses pengolahan sampah di The Griya Lombok membutuhkan bahan baku yang cukup banyak. Setidaknya 60 kg sampah kertas kering dibutuhkan untuk membuat sebuah meja. Selain itu, proses pengolahannya juga cukup lama.1 set meja dan kursi bisa diselesaikan dalam 1 bulan di musim kemarau. 

Jika sedang musim hujan, tentu waktu pengolahannya akan lebih lama. Jadi tak heran jika harga jual produk-produk olahan sampah kertas di The Griya Lombok cukup tinggi. 1 set meja dan kursi bisa laku dijual dengan harga 10 juta rupiah. Sebuah harga yang sepadan untuk proses yang panjang dan lama.

Theo menyatakan bahwa produk-produk kriya buatan The Griya Lombok memiliki kualitas yang baik. Produk-produk tersebut telah melalui serangkaian uji coba. Mulai dari dibakar dengan bensin hingga ditenggelamkan selama 2 x 24 jam. 

Hasilnya? Produk tetap utuh dengan sedikit kerusakan di lapisan luar. Selain itu langkah perawatan produk ini juga cukup mudah. Produk tersebut hanya perlu dibersihkan dari debu-debu yang menempel secara rutin dengan air.

The Griya Lombok: Solusi yang Membutuhkan Lebih Banyak Atensi

The Griya Lombok telah nyata memberi solusi untuk masyarakat Kota Ampenan dan umumnya Pulau Lombok. Masalah lingkungan pun akan teratasi dengan pengolahan sampah kertas. Masalah ketenagakerjaan juga menemukan jalan keluarnya. Dengan begitu, peluang usaha akan semakin luas. 

Kegiatan ekonomi pun juga semakin meningkat. Namun sayangnya dampak positif ini belum menyebar secara merata. Belum banyak masyarakat umum yang mengetahui bahwa galeri sampah ini memiliki program kegiatan berjuta manfaat. 

Berbagai kerajinan dari olahan sampah kertas, Sumber: archipelagos.id
Berbagai kerajinan dari olahan sampah kertas, Sumber: archipelagos.id

Seiring berjalannya waktu, semoga The Griya Lombok semakin berkembang. Dengan begitu, tempat ajaib ini akan mendapatkan atensi lebih dari masyarakat luas. Jadi jika Anda berkunjung ke Lombok, jangan lupa untuk mampir ke galeri sampah ini ya. 

Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan First Lombok Tour untuk menemani liburan Anda ke Lombok, termasuk ke galeri unik yang satu ini. Anda bisa memilih sendiri paket wisata Lombok yang Anda inginkan. Tunggu apalagi? Yuk segera hubungi First Lombok Tour untuk mendapatkan sensasi liburan yang luar biasa.

Leave a Reply