Mengingat Kembali Bandar Udara Selaparang Mataram Lombok

Nama Bandar Udara Selaparang Mataram mungkin begitu asing terdengar di telinga Wisatawan. Apalagi bagi Wisatawan yang mulai berkunjung ke Pulau Lombok pada tahun 2012, tentu akan mengira bahwa hanya ada satu Bandar Udara yang ada di Lombok yakni Bandar Udara International Lombok. Padahal sebelum beroperasinya Bandar Udara International Lombok pada tahun 2011, Bandar Udara Selaparang Lombok lah yang mejadi alat transportasi udara untuk pergi atau datang dari dan ke Pulau Lombok.

Bandar Udara Selaparang Mataram

Awal Pembangunan

Pada tahun 1995 Bandar Udara Selaparang Mataram (kode IATA: AMI, ICAO: WADA), dengan panjang landasan pacu 2.100 meter dan dibangun di berlokasi di Jalan Adisutjipto, Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram Ibu Kota Nusa Tenggara Barat. Pembangun Bandar Udara bertujuan untuk memudahkan Masyarakat Lombok melakukan perjalanan datang dan pergi dari dan ke Pulau Lombok.

Pada tahun 2007 Pemerintah dan Masyarakat di Pulau Lombok mulai mengembangan potensi Daerah melalui pariwisata. Sejak itu fungsi Bandar Udara Selaparang Mataram mulai sibuk karena banyak wisatawan lokal nasional hingga mancanegara yang berkunjung.

Bandara Lombok
Bandara Lombok

Terakhir Beropreasi

Bandar Udara Selaparang Mataram beroperasi di bawah PT Angkasa Pura I, Bandar Udara ini beroperasi sampai dengan tanggal 30 September 2011 sebelum akhirnya dipindahkan di Bandar Udara yang baru Bandar Udara International Lombok per tanggal 1 Oktober 2011. Sekarang, Bandar Udara ini telah sepenuhnya dikembalikan ke TNI AU oleh pihak Angkasa Pura.

Bandar Udara International Lombok

Latar Belakang Pembangunan

Pembangunan Bandar Udara International Lombok dilakukan keran melihat kondisi Bandar Udara Selaparang Mataram yang memiliki panjang landasan pacu yang hanya 2.100 meter dan tidak mungkin lagi diperpanjang, dikarenakan lahannya yang sudah maksimal. Di lain sisi, lokasinya yang berada di Pusa Kota Mataram. Faktor inilah yang menyebabkan Bandar Udara Selaparang Mataram harus segera di pindah ke lokasi yang baru.

Baca juga : 5 Hotel Super Ekonomis Sekitar Bandara

Mulai Beroperasi

Bandar Udara Internasional Lombok adalah Bandar Udara domestik dan internasional yang berlokasi di Kabupaten Lombok Tengah. Bandar Udara ini dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I. Dibuka pertama kali pada tanggal 1 Oktober 2011 untuk menggantikan fungsi dari Bandar Udara Selaparang Mataram. Terletak persis di jantung pulau “eksotik” Lombok tepatnya di Jalan Tanak Awu. Melayani penerbangan domestik maupun international.

Maskapai yang melayani rute domestik antara lain yaitu Garuda Indonesia, Merpati Nusantara, Lion Air, Wings Air, Citilink, Sky Aviation, Trans Nusa Aviation, Indonesia Air Transport (Non Reguler), dan Travira Air (Non Reguler). Rute internasional dilayani oleh Silk Air dan AirAsia.
Pada tanggal 20 Oktober 2011 Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Bandar Udara ini. Arsitektur Bandar Udara ini memiliki ciri khas rumah adat sasak, namun tentu saja menggunakan bahan-bahan modern baja galvanis.

Kondisi Bandar Udara Selaparang Mataram

Sebelum peresmian Bandara International Lombok Masyarakat Mataram melalui Jl. Udayana apabila mau menuju ke area ini yang sekaligus menjadi salah satu pintu masuk (entrance) menuju ke Bandar Udara Selaparang Mataram. Sekarang Jalan Udayana ini sering digunakan sebagai tempat nongkrong anak muda dan di hari minggu dijadikan sebagai Jogging Track untuk Car Free Day (CFD). Di dekat sana juga terdapat sebuah monument pesawat tempur yang melambangkan kedirgantaraan di Indonesia, khususnya di Pulau Lombok.

Lahan seluas 80 hektar tersebut, kini hampir tidak berpenghuni. Bangunan megah sudah mulai banyak rubuh, aset tersebut juga terlantar. Berbagai Upaya dilakukan oleh Pemerintah Kota Mataram salah satunya dengan merubah fungsi bekas Bandar Udara Selaparang Mataram menjadi tempat MICE (Meeting, Incentive, Convetion, and Exhibilitio) atau (Rapat, Insentif, Konvensi, dan Pameran).

Alternatif tersebut dilakukan untuk mendongkrak perekonomian Masyarakat sekitar karena sejak Bandar Udara Selaparang Mataram tidak beroperasi. Sejak itupula perekonomian Masyarakat sekitar menjadi lesu. Selain itu juga, agar Kota Mataram tidak tampah kumuh karena terbengkalainya Bandar Udara Selaparang Mataram.

Bandara Selaparang Lombok
Bandara Selaparang Lombok

Menurut Yushan, pemanfaatan kembali lahan bekas bandara dengan luas sekitar 68 hektare itu merupakan bentuk tanggung jawab PT. Angkasa Pura I (Persero) dalam mengelola aset yang dimiliki untuk kemajuan kota Mataram dan provinsi Nusa Tenggara Barat.

Ke depan, bekas bandara ini tidak hanya akan difungsikan sebagai sekolah penerbangan, melainkan akan dijadikan sebagai eco airport kelas dunia sekaligus sebagai pencetak sumber daya manusia (SDM) bidang penerbangan yang handal. Selain itu, dengan dibukanya kembali Bandar Udara Selaparang ini diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan mendukung pariwisata di kota Mataram.

Untuk kondisi sekarang, Bandar Udara Selaparang pernah menjadi saksi bisu untuk dunia penerbangan di Indonesia khususnya di Pulau Lombok. Semua perkantoran seperti BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) telah sepenuhnya pindah ke lokasi yang baru. Suasanya gedung terminal lama dapat Anda lihat apabila melintasi daerah Rembiga ini.

Baca juga : Tempat Belanja Murah di Lombok

Sebagai pintu gerbang menuju daerah wisata Lombok, arsitektur bandara secara fisik tetap memiliki desain khas Lombok sebagai bagian dari master plan dengan berasitektur lumbung, ciri khas suku Sasak. Walaupun mengadopsi budaya lokal, pengembangan bandara tetap memperhatikan aspek sebagai sebuah bandara berskala internasional.

Semoga untuk ke depannya juga bisa dimaksimalkan sebagai tempat pariwisata atau layanan umum yang dapat memberikan manfaat bagi Masyarakat sekitar dan Wisatawan. Sehingga perekonomian dan aset tempat wisata yang ada di Lombok menjadi bertambah tanpa mensia-siakan tempat yang sudah ada dan berpotensi.

Sekian informasi dari kami, semoga bisa menambah wawasan anda dan bermanfaat untuk kedepannya. Jika ada salah dan kurang itu datangnya daro kami, Terima kasih dan sampai jumpa di artikel selanjutnya di First Lombok.

Leave a Reply