Wisata Sejarah Lombok Tengah di Desa Bonjeruk

Pulau Lombok Merupakan sebuah pulau di kepulauan Sunda kecil atau biasa dikenal dengan Nusa Tenggara yang diapit oleh Bali di sisi barat dan Sumbawa di sisi timur. Pulau ini sendiri terbagi kedalam satu kota dan empat kabupaten. Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Tengah, Timur, serta Lombok utara. Pulau ini diklaim sebagai pulau yang menempati peringkat ke 108 dari daftar pulau di dunia berdasarkan pertimbangan luasan. Sedangkan dari satu kota dan empat kabupaten yang ada, Mataramlah yang menjadi kota utama pulau yang satu ini.

Satu sama lain dari bagian pulau ini, baik di Mataram, maupun di sisi barat, tengah, timur sampai dengan utara tentu saja memiliki keunikan dan nilai lebih masing-masing. Di bagian pesisir misalnya, Anda akan disuguhi dengan kemegahan pantai dengan pasir putih serta ekosistem lautnya yang terbilang kaya. Seperti Pantai sungkun, Pantai Kaliantan dan masih banyak lagi pantai caktik lainnya. Sedangkan di wilayah Lombok Tengah Anda akan disuguhi dengan hamparan pegunungan yang masih sangat asri. Sehingga Anda akan menjumpai banyak sekali desa wisata di wilayah tengah ini.

Sejumlah Desa wisata yang bisa Anda jumpai di Pulau Seribu Masjid ini antara lain ada Desa Wisata Sade yang cukup populer hingga ke mancanegara, serta ada juga Desa Wisata Bonjeruk yang cukup bersejarah. Pasalnya desa Bonjeruk ini di samping desa yang masih memegang teguh adat kebiasaan Suku Sasak, dahulu merupakan pusat pemerintahan kedistrikan Hindia Belanda pada masa Kolonial. Oleh karena itu, di desa Bonjeruk Anda akan disuguhi dengan sejumlah bangunan-bangunan tua bergaya arsitektur Eropa yang sangat kontras dengan wajah pedesaan tradisional di sana.

Gapura Bondjeroek Den 10 mei 1933

Salah satu dari bangunan peninggalan dari zaman kolonial adalah sebuah gapura berwarna krem dengan bertuliskan ‘Bondjeroek den 10 mei’ dengan angka tahun 1933. Dari tulisan yang masih sedemikian jelas kita bisa menduga bahwa gerbang berwarna krem tersebut dibangun pada tahun 1933 yang berfungsi sebagai gerbang masuk menuju komplek perumahan dengan desain art deco peninggalan belanda.

Gapura ‘Bondjeroek den 10 mei’ 1933. Gerbang masuk dengan desain art deco peninggalan Belanda. Sumber : Goggle
Gapura ‘Bondjeroek den 10 mei’ 1933. Gerbang masuk dengan desain art deco peninggalan Belanda. Sumber : Goggle

Potensi Alam dan Wisata Sepeda

Keunikan Desa Bonjeruk bukan hanya ada pada bangunan peninggalan Hindia zaman kolonial, namun juga ada pada potensi alamnya yang selain indah dan menawan juga subur. Maka tidak heran, jika desa wisata Bonjeruk juga menawarkan pengalaman agrowisata yang cukup beragam. Anda bisa mencoba mulai dari kegiataan seputar pertanian, perkebunan buah-buahan, persawahan, sampai dengan perdagangan berbagai macam hasil bumi di Bonjeruk. Menariknya para wisatawan bisa berkesempatan untuk mencoba sendiri buah-buahan segar yang diambil langsung dari kebun desa.

Bersepeda juga bisa menjadi pilihan yang menarik untuk menikmati keasrian desa Bonjeruk. Menikmati hamparan sawah dan juga perkebunan dari berbagai macam buah-buahan. Bahkan untuk memfasilitasi hal ini, pemerintah desa setempat sampai-sampai membuatkan sebuah jalur khusus bagi para pesepeda di beberapa areal perkebunan. Mengingat, kepuasan wisatawan adalah salah satu kunci dari sosial marketing untuk pengembangan wisata dea. Maka tak mengherankan jika lokasi ini menjadi salah satu yang banyak diincar oleh para wisatawan.

Pemerintah daerah Lombok Tengah bersama-sama dengan para pelaku pariwisata NTB terus megupayakan yang terbaik untuk perkembangan pariwisata di desa ini. Serta berharap banyak untuk kedepannya agar desa Bonjeruk yang merupakan desa tertua di kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah ini bisa tampil menjadi salah satu tujuan wisata yang utama dengan mengoptimalkan segenap potensi alam yang dimiliki.

Penduduk Suku Sasak

Penampilan grup musik tradisional Desa Wisata Bonjeru. Sumber : kumparan
Penampilan grup musik tradisional Desa Wisata Bonjeruk. Sumber : kumparan

Sebagian besar dari penduduk desa Bonjeruk merupakan suku Sasak. Suku Sasak sendiri adalah suku bangsa yang mendiami pula Lombok yang mana dalam komunikasi mereka menggunakan bahasa sasak. Sebagian besar orang di suku Sasak ini beragama Islam. sedangkan sebagian lainnya, yaitu sebagian kecil dari orang-orang di suku Sasak ini memiliki keyakinan yang agak berbeda dari keyakinan orang Islam kebanyakan, di antaranya ada yang menganut Islam Watu Telu dan juga kepercayaan-kepercayaan pra Islam.

Kata Sasak sendiri berasal dari kata sak sak yang memiliki arti satu. Kata ini juga jamak dipakai oleh sebagian orang suku Dayak di pulau kalimantan untuk menyebut kata satu. Selain dari sisi akar kata, kata Sasak juga ada hubungannya dengan budaya menenun di desa. Yang mana orang-orang di desa atau di suku Sasak sendiri terkenal dengan kepandaian dalam membuat atau menenun. Bagaimana tidak, dahulu setiap perempuan di suku Sasak akan dianggap telah dewasa dan siap untuk menikah jika telah mampu menguasai cara menenun.

Selain sisi filosofi dari kain tenun suku Sasak yang unik, proses pembuatan serta bahan dasar dari pembuatan kain tenun ini juga menarik untuk diketahui. Terkait dengan proses pembuatan, kain tenun Sasak dibuat dengan cara dan peralatan yang masih terbilang tradisional. Alat utama yang digunakan berukuran sekitar 1×1 meter yang dipangku selama waktu pengerjaan. Yang mana sebelumnya terlebih dahulu dilakukan pemintalan benang serta penggulunggan benang. Meskipun ada juga alat tenun dengan berperangkatkan besi dengan bantuan jasa las, namun alat tenun tradisional masih dipertahankan di desa Bonjeruk ini.

Bukan hanya cara dan peralatannya yang sederhana dan tradisional, namun bahan-bahan sampai dengan pewarna yang digunakan pun diambil dari bahan-bahan alami. Tidak seperti bahan-bahan cat konvensional pada umumnya, cat dinding misalnya. Mulai dari benang yang terbuat dari kapas, pewarna yang menggunakan warna dari kunyit, atau pandan untuk warna hijau, getah Mahoni untuk warna cokat, sampai dengan rebusan kulit manggis untuk warna ungu. Selain aneka kain tenun, Anda juga bisa menemukan beragam batik khas Lombok di sejumlah desa wisata yang ada.

Kain Tenun Lombok. Sumber : Google
Kain Tenun Lombok. Sumber : Google

Demikianlah sejumlah hal-hal unik dan menarik yang bisa Anda jumpai dan nikmati jika tertarik untuk mengisi liburan di salah satu desa ber sejarah Lombok Tengah yang satu ini, yaitu desa Bonjeruk yang terkenal dengan pesona alamnya yang menawan. Terima kasih sudah menyimak hingga akhir. Jangan lupa untuk menyimak ulasan menarik lainnya seputar wisata sejarah Lombok Tengah. Sekian dan terima kasih.

Leave a Reply