Pulau Lombok dikenal sebagai pulau yang memiliki sejuta keindahan alam yang diakui oleh dunia. Maka, tidak heran jika banyak sekali yang menyediakan paket wisata Lombok untuk para wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, dibalik itu semua terdapat peninggalan sejarah yang belum banyak orang tahu. Salah satunya adalah peninggalan dari peradaban Kerajaan Selaparang yang berjaya di abad ke 16.
Kerajaan Selaparang terletak di Desa Selaparang, Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur. Kerjaan ini merupakan salah satu kerajaan Islam yang ada di Nusantara. Sejumlah ahli sejarah menyatakan bahwa kerajaan ini memiliki catatan sejarah yang lebih banyak dibandingkan dengan kerajaan-kerajaan lainnya yang pernah berjaya di Lombok. Namun, mereka pun mengakui bahwa sumber-sumber sejarah mengenai Kerajaan Selaparang masih terbilang minim.
Asal-Usul Berdirinya Kerajaan Selaparang
Jika ditelusuri lebih dalam, beberapa ahli sejarah yakin bahwa Kerajaan Selaparang muncul dalam dua periode, yaitu di abad ke-13 dan abad ke-16 Masehi. Awal periode adalah kerajaan hindu yang mana kekuasaannya berakhir di tangan kerajaan Majapahit pada tahun 1357. Sedangkan kerajaan Selaparang periode kedua yang merupakan kerajaan Islam terbesar di Lombok berdiri di abad ke-16.
Dengan kata lain, tersebarnya agama Islam di wilayah Lombok memegang peranan yang cukup signifikan dalam pendirian kerajaan Selaparang. Masuknya agama Islam diawali dari datangnya seorang mubaligh yang berasal dari kota Baghdad (Iraq) yang bernama AsySyaikh As-Sayyid Nururrasyasid Ibnu Hajar Al-Haytami, yang kemudian di kenal oleh masyarakat Lombok dengan sebutan Ghaus Abdurrazzaq.
Ghaus Abdurrazzaq pertama kali menginjakkan kaki di Lombok atau lebih tepatnya di Kabupaten Lombok Utara di abad ke-13 Masehi. Pergerakan dakwah Islam terus dijalankan, dan dilanjutkan dengan menikah. Dari pernikahannya yang pertama lahirlah tiga orang anak yang bernama Sayyid Umar, Sayyid Amir, dan Syarifah Qomariah.
Pada pernikahannya dengan istri yang kedua yaitu seorang putri dari Kerajaan Sasak, mereka dikaruniai dua orang anak yang bernama Sayyid Zulqarnain yang memiliki nama lain yaitu Ghaus Abdurrahman, dan seorang putri yang dinamai Syarifah Lathifah. Sayyid Zulqarnain atau Ghaus Abdurrahman inilah yang pada saatnya menjadi pendiri Kerajaan Selaparang sekaligus raja pertama dengan gelar Datu Selaparang atau Sultan Rinjani.
Masa Kejayaan Kerajaan Selaparang
Apabila dipandang dari kekuatan armadanya, salah satu kerajaan besar Islam yang memiliki kekuatan baik di darat maupun di laut adalah Kerajaan Selaparang. Tercatat bahwa pasukan laskar lautnya mampu mengusir penjajah Belanda yang berencana ingin mengambil kekuasaan pada tahun 1667-1668 Masehi. Tak hanya itu, kerajaan ini juga berhasil mematahkan serangan dari Kerajaan Gelgel (bali) pada tahun 1616 dan 1624 M.
Setelah memenangkan rangkaian pertempuran tadi, Kerajaan Selaparang melanjutkan strateginya dalam memperkuat sektor agraris. Salah satu langkah yang dilakukan yaitu dengan memindahkan pusat pemerintahan kerajaan ke Desa Selaparang. Dari wilayah baru inilah mereka mampu untuk melihat pergerakan yang mencurigakan yang ada di tengah lautan.
Bukti kejayaan lainnya dapat dilihat dari berkembangnya kekuasaan kerajaan ini hingga ke wilayah Sumbawa Barat. Masa keemasaan ini terjadi saat kerajaan berada dibawah kepemimpinan Prabu Rangkesari.
Raja-Raja Yang Memimpin Kerajaan Selaparang
Belum ada data sejarah yang menginformasikan secara detail mengenai silsilah raja-raja yang memimpin kerajaan yang terletak di Lombok Timur ini. Namun, terdapat beberapa nama-nama raja yang pernah berkuasa dan memberikan kontribusi yang besar terhadap Nusantara.
1. Sayyid Zulqarnain
Telah disebutkan sebelumnya bahwa Sayyid Zulqarnain atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ghaus Abdurrazzaq merupakan pendiri sekaligus raja pertama dari kerajaan ini. Beliau adalah anak dari hasil pernikahan antara seorang mubaligh asal Baghdad dan putri dari kerajaan Sasak.
2. Prabu Rangkesari
Kepemimpinan berlanjut dibawa kuasa Prabu Rangkesari. Seorang raja yang berhasil menaklukan banyak pertempuran di darat dan laut. Kekuatan armadanya juga mampu mengalahkan kekuatan dari kerajaan lain yaitu Kerajaan Gelgel. Pada masa pemerintahan beliau lah kejayaan itu terjadi.
3. Sri Dadelanatha
Pada tahun 1630 Masehi, kepemimpinan Kerajaan Selaparang digantikan oleh Sri Dadelanatha yang juga memiliki gelar Dewa Meraja di wilayah Sumbawa Barat, yang mana wilayah tersebut telah masuk dalam daerah kekuasaan kerajaan.
4. Pemban Aji Komala
Selang beberapa tahun kemudian, kepemimpinan digantikan lagi oleh Pemban Aji Komala pada tahun 1648 Masehi. Pada masa pemerintahan beliau, wilayah kekuasaan semakin meluas yakni mencakup seluruh wilayah Pulau Lombok dan Sumbawa.
Peninggalan dari Kerajaan Selaparang
Terdapat beberapa peninggalan yang menjadi saksi sejarah dari kejayaan Kerajaan Selaparang. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Masjid Pusaka
Menurut peneliti sejarah, terdapat sebuah batu yang diletakkan di depan mimbar masjid yang berasal dari kota Baghdad. Tak hanya itu saja, ada sebuah bangunan yang berukuran sekitar 5 x 7 meter persegi, tempat itu dinamai Gedung Pustaka oleh masyarakat sekitar.
Fungsi dari tempat itu adalah untuk menyimpan benda pusaka peninggalan kerajaan. Diantara benda-benda yang tersimpan adalah sebuah kitab suci Al-Qur’an yang ditulis tangan, keris, sabuk belo, perisai, dan peralatan perang yang digunakan pada zaman dahulu.
2. Makam Raja Selaparang
Lokasi makam raja ini tidak begitu jauh dari Masjid Pustaka. Wilayah ini dulunya adalah perpustakaan, akan tetapi penjajah Belanda kemudian menghancurkan dan memusnahkan semua buku dan arsip penting terkait sejarah kejayaan kerajaan yang tersimpan di dalamnya.
Peninggalan ini tentunya hanya sebagian kecil, masih banyak peninggalan-peninggalan lainnya yang masih ditelusuri oleh para ahli sejarah. Meski begitu, masa kejayaan dari Kerajaan Selaparang menjadi saksi sejarah bahwa agama Islam pernah berjaya di wilayah Lombok dan sekitarnya.