Mengenal Lebih Dekat Islam Wetu Telu Suku Sasak

Belum yang banyak tahu tentang Islam wetu telu yang merupakan sistem kepercayaan sinkretik yang dianut oleh sebagian orang asli suku Sasak. Jika berkunjung ke Lombok wetu telu dikenal dengan keislamanan suku Sasak yang khas. Hal ini dikarenakan ada beberapa ajaran yang sedikit berbeda dari apa yang telah diajarkan di dalam agama Islam.

Islam wetu telu banyak dianut oleh masyarakat suku Sasak yang tinggal di desa adat Bayan terletak di kaki Gunung Rinjani dan juga desa Karang Bajo. Sampai saat ini ajaran wetu telu masih merupakan paham turun-temurun dari generasi ke generasi. Membuat masyarakat suku Sasak masih mengikuti dan menerapkan terhadap paham ajaran tersebut.

Berbagai stigma pun bermunculan dan berkembang sampai saat ini adalah dianggap sebagai sempalan Islam. Hal ini dikarenakan watu telu tidak menerapkan ajaran Islam sepenuhnya. Artinya ada pencampuran ajaran agama lain yang dijadikan satu sehingga ada beberapa ibadah lain yang di dalam Islam tidak dibenarkan dalam pelaksanaannya.

Apa Itu Wetu Telu?

Masyarakat desa adat bayan, sumber: hidayatuna.com
Masyarakat desa adat Bayan, sumber: hidayatuna.com

Wetu telu adalah salah satu kepercayaan beragama suku Sasak yang mencampurkan pemaham ajaran agama lain. Artinya bukan hanya Islam saja yang menjadi ajaran beragamanya namun, ada agama lain juga yang ikut dilakukan yaitu, Hindu dan Budha.

Hal ini dapat dilihat perbedaannya pada saat suku Sasak yang menganut Islam wetu telu tidak mempraktekkan cara ibadah yang benar. Ada beberapa diantaranya dan telah menjadi pandangan masyarakat luas terkait hal yang masih menjadi sebuah asumsi. Salah satunya adalah pelaksanaan sholat wetu telu yang hanya dikerjakan 3 waktu (Zuhur, Ashar, Maghrib).

Kata wetu telu sendiri memiliki arti yang bervariasi. Hal ini dikarenakan suku Sasak tidak mengenal istilah “wetu”. Sehingga sering kali disalah maknai yaitu diartikan sebagai “Waktu”. Sedangkan untuk kata “Telu” memiliki arti tiga. Bila digabungkan artinya menjadi “Tiga Waktu” yang digambarkan waktu sholat yang dilakukan hanya tiga kali dalam sehari.

Namun istilah tersebut belum bisa dikatakan benar. Karena pada kenyataannya penganut wetu telu masih mencoba untuk menjelaskan bahwa kepercayaan yang dianut masih sesuai dengan ajaran Islam. Terutama dalam ibadah sholat yang salah dipahami dilakukan hanya 3 waktu dalam sehari.

Aliran Wetu Telu yang Dianut Suku Sasak

Pada dasarnya wetu telu menganut aliran sistem kepercayaan dari ajaran agama Islam. Karena semua bentuk paham ibadah yang dilakukan masih merujuk pada tiga sumber hukum dalam Islam yaitu, al-quran, hadits dan ijma’. Hanya saja paradigma negatif muncul terhadap paham beragama yang dikaitkan dengan adat istiadat.

Hal ini terjadi karena informasi yang berkembang di masyarakat memahami bahwa wetu telu juga memiliki paham ajaran dari agama hindu dan budha. Dalam praktek ibadah yang dilakukan wetu telu masih sama dengan ajaran Islam pada umumnya. Contohnya dalam pelaksanaan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Sejarah Singkat Munculnya Ajaran Islam Wetu Telu

Pelaksanaan sholat masyarakat adat desa Bayan, sumber alif.id
Pelaksanaan sholat masyarakat adat desa Bayan, sumber: alif.id

Dari sejarahnya Islam wetu telu tidak terlalu jelas mulai dari kapan menjadi paham yang dianut. Karena wetu telu mulai dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dari publikasi karya Dr J van Ball (1940). Karya yang diterjemahkan Koentjaraningrat dengan judul Pesta Alip di Bayan.

Dalam publikasinya menjelaskan Pesta Alip, sebuah ritual yang dilaksanakan delapan tahun sekali. Ritual Pesta Alip bertujuan memelihara makam para leluhur Bayan di kompleks makam masjid kuno Bayan. Dari sinilah wetu telu mulai terkenal akan ajaran istiadat yang masih dipegang kuat.

Munculnya pandangan negatif terhadap Islam wetu telu, ketika diobservasi ternyata model keislaman yang dijalankan masih lekat dengan warna ritual warisan nenek moyang. Ditambah Tak jauh beda dengan masyarakat di lereng Gunung Agung Pulau Bali, dimana masih mempercayai kekuatan adikodrati yang menjaga gunung. 

Sehingga wetu telu masih sering dikaitkan dengan paham ajaran dari agama Hindu dan Budha yang juga ikut diterapkan dalam kepercayaan. Terlihat juga dari banyaknya ditemukan perbedaan-perbedaan dalam praktik agama Islam dalam ajaran/paham wetu telu. 

Perkembangan Islam Wetu Telu

Pemuda adat desa Bayan, sumber swarariau.com
Pemuda adat desa Bayan, sumber: swarariau.com

Sampai saat ini Islam wetu telu masih ada dan tetap bertahan dari generasi ke generasi pada suku Sasak. Terutama yang terkenal mayoritas masyarakat adat suku Sasak yang mempertahankan akan ajaran wetu telu adalah desa Bayan. Pada awalnya juga desa ini dianggap menjadi munculnya paham Islam wetu telu di Lombok.

Untuk perkembangan Islam wetu telu sendiri tidak begitu pesat karena menjadi minoritas kepercayaan di Lombok, terutama untuk suku Sasak. Karena setiap suku Sasak adat istiadat setiap desa memiliki ciri khasnya masing-masing. Namun, pada dasarnya tetap menghormati adat istiadat yang telah diwariskan dari para leluhur mereka.

Kesimpulan

Dari berbagai penjelasan yang telah disampaikan dapat diambil kesimpulan bahwa wetu telu bukanlah sebuah agama atau adat. Melainkan konsep filosofis dari suku Sasak itu sendiri dalam pemaknaannya. Telah banyak berbagai sumber yang melakukan identifikasi langsung di desa Bayan yang menjadi masyarakat suku Sasak yang masih menerapkan ajaran wetu telu dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu laman yang mengklarifikasi langsung bahwa wetu telu bukanlah agama melainkan hanya konsep filosofis adalah vice.com. Karena informasi yang diberikan merupakan fakta langsung di lapangan dan bertemu langsung dengan masyarakat adat Bayan.

Ditambah dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi tentang wetu telu bukanlah sebuah ajaran atau bagian dari agama. Jadi, sudah sangat jelas bahwa semua persepsi yang berkembang di masyarakat luas tentang ajaran wetu telu yang menyimpang dari agama Islam tidak benar adanya. Karena wetu telu bukanlah sebuah agama melainkan hanya filosofis masyarakat suku Sasak di desa adat Bayan.

Jika Anda tertarik berkunjung ke Lombok untuk berlibur dan menghabiskan waktu disana. Tak perlu bingung langsung saja manfaatkan paket wisata lombok yang telah disediakan oleh First Lombok Tour untuk memudahkan berbagai perjalanan wisata Anda selama di Lombok.

Tunggu apa lagi? Segera manfaatkan paket wisata dan promo menarik lainnya yang telah tersedia sebelum kehabisan.

Leave a Reply