5 Tarian Adat Suku Sasak yang Sering Dijadikan Tari Penyambut Tamu

Pulau Lombok sangat terkenal dengan pemandangan alamnya yang indah serta kulinernya yang enak. Selain itu, ada kekayaan tersembunyi lain dari lombok namun bagi orang yang sering bertandang ke Lombok pasti sudah mengetahuinya, yakni tarian adat suku sasak yang sering dijadikan tari penyambutan tamu.

Tarian adat suku sasak adalah hasil peninggalan sejarah dari nenek moyang suku sasak yang biasanya dilakukan saat melangsungkan acara-acara adat yang terus dilestarikan sehingga tetap bisa dirasakan keberadaannya sampai sekarang. Penasaran ada saja tariannya? Yuk ikuti ulasan lengkap dari paket wisata Lombok di bawah ini!

Tarian Adat Suku Sasak

Pada awalnya tarian adat dari suku sasak ini hanya dilakukan untuk kegiatan yang berkaitan dengan adat, budaya dan ritual keagamaan setempat saja. Namun seiring berlalunya waktu dan mulai tersohornya pulau Lombok di mata dunia, beberapa tarian adat Lombok mulai bertransformasi menjadi tarian untuk menyambut tamu, baik wisatawan maupun tamu resmi pemerintah daerah.

Tari Oncer

Tari oncer ini lahir pada era 60 an atas gagasan dari seorang yang bernama M Tahir dari Desa Puyung. Tarian ini menggambarkan tentang peperangan yang terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menggambarkan peperangan dan bagian kedua serta ketiga menunjukan kondisi setelah peperangan.

Pada bagian akhir tarian ini akan ditutup dengan gendang beleq yang dimainkan sambil menari. Secara istilah nama tari oncer ini berasal dari kata “ngoncer” yang bermakna berenang. Sebab, konon gerakan tarian ini terinspirasi dari gerakan ikan yang sedang berenang.

Demonstrasi tari oncer, sumber: google.com
Demonstrasi tari oncer, sumber: google.com

Salah satu alat musik yang berperan penting dalam tarian satu ini adalah gendang beleq. Berdasarkan sejarahnya, alat musik ini biasanya digunakan pada pertunjukkan saat acara pesta kerajaan yang bertujuan untuk mengiringi pasukan yang akan berangkat ke medan laga dan menyambut kepulangan pasukan dari medan peperangan.

Namun seiring berlalunya waktu sekarang alat  musik gendang beleq ini sering difungsikan sebagai alat dalam tarian penyambutan tamu dengan beberapa struktur penyajian baru. Diawali dengan masuknya dua orang penari gendang sehingga tampak kegagahan dan kedinamisannya.

Setelah itu, disusul oleh 4 hingga 6 orang penari oncer lainnya. Pada saat penari masuk, maka penari gendang akan mengambil posisi di samping kanan dan kiri sebagai latar belakang tarian. Selanjutnya para penari oncer akan mengambil posisi duduk sambil menyanyikan lagu “Pampang Paoq”.

Tari Tandang Mendet

Menurut catatan sejarahnya, tarian adat suku sasak satu ini telah ada sejak masa kerajaan Selaparang, salah satu kerajaan di Pulau Lombok. Tarian ini memberikan gambaran tentang prajurit dalam peperangan dengan alat bantu seperti tombak, tameng dan pedang. Tarian ini sangat terkenal di Lombok, khususnya di daerah Sembalun.

Tarian tandang mendet ini umumnya dimainkan oleh masyarakat setempat saat menggelar upacara adat yang disebut “ngayu-ayu”. Tarian satu ini oleh masyarakat sembalun secara khusus dan Lombok secara umum sangat disakralkan. Selain itu, tarian ini juga penuh dengan makna yang bernilai filosofis.

Masyarakat sembalun meyakini bahwa apabila tarian ini tidak dipentaskan dalam kurun waktu yang lama, maka nantinya akan datang bencana yang melanda desa. Dalam keyakinan masyarakat setempat, tarian ini setidaknya harus digelar minimal 3 tahun sekali.

Tari tandang mendet di Lombok, sumber: google.com
Tari tandang mendet di Lombok, sumber: google.com

Adapun makna yang terkandung dalam tarian ini adalah ungkapan rasa syukur masyarakat karena keberhasilan masyarakat dalam mempertahankan dan memperjuangkan bibit padi dari serangan hama serta keberhasilan masyarakat dalam melawan jin atau roh jahat.

Dalam pelaksanaannya, tarian ini akan dilakukan oleh 7 orang penari yang melambangkan 7 pasang suami dan istri yang dulunya tinggal pertama kali di daerah sembalun. Keunikannya, setiap penari tandang mendet ini harus berasal dari keturunan 7 orang pasang suami istri tadi.

Namun, seiring berjalannya waktu tarian adat suku sasak satu ini sekarang bukan hanya untuk acara ritual, namun juga digunakan dalam acara penyambutan tamu atau penyambutan hari besar. Jika untuk keperluan ritual penarinya harus dari keturunan asli 7 pasang suami istri yang disebut di atas maka untuk hari besar dan menyambut tamu personilnya boleh dipilih dari selain mereka.

Tari Tandak Gerok

Tarian adat suku sasak selanjutnya adalah tari tandak gerok. Tarian satu ini menggambarkan nuansa gotong royong antar sesama masyarakat yang memiliki beragam latar belakang seperti nelayan, petani, tukang kayu dan lain sebagainya. Selain untuk rasa gotong royong, tarian ini juga menjadi wujud rasa kegembiraan dari masyarakat Lombok.

Tari Pakon

Tarian pakon biasanya digunakan oleh masyarakat setempat untuk pengobatan bagi masyarakat yang tidak bisa disembuhkan secara medis atau penyakit-penyakit non medis. Karenanya, tarian ini kental akan nilai magisnya.

Tarian ini biasanya diperagakan oleh dua orang laki-laki dan perempuan belian yang sekaligus akan menjadi media untuk masuknya kekuatan magis yang akan menyembuhkan orang yang sakit tadi.

Tarian ini cukup unik, karena berbeda dengan pada umumnya. Saat pelaksanaannya akan disediakan juga berbagai sesajian dan tarian akan diiringi dengan alat musik tradisional. Nah, alat musik ini diyakini bisa membantu dalam proses pengobatan orang yang dihinggapi penyakit non medis.

Sesajen tari pakon, sumber: google.com
Sesajen tari pakon, sumber: google.com

Tari Gandrung Sasak

Dan tarian adat Suku Sasak terakhir adalah tari gandrung sasak yang biasanya dimainkan oleh perempuan sambil membawa kipas. Pada pelaksanaannya penari akan mengelilingi arena sambil mencari penonton laki-laki untuk diajak menari bersama.

Tari ini adalah tarian rakyat pada arena terbuka yang dikelilingi oleh para penonton. Ada beberapa fungsi dari tarian ini, mulai dari hiburan, tarian saat acara pernikahan, khitanan dan berbagai acara lainnya. Adapun sekarang, tarian ini juga dimanfaatkan untuk menyambut hari besar nasional.

Nah, itulah beberapa tarian adat suku sasak yang sering dijadikan tari penyambut tamu. Jika beruntung, Anda bisa mendapatkan pengalaman tak terlupakan disambut dengan tarian adat ini saat bertandang ke Pulau Lombok. Saat berlibur jangan lupa untuk menyiapkan akomodasi tempat tinggal villa di Lombok agar liburan Anda berjalan lancar dan terasa nyaman.

Leave a Reply